Risa telah
menyelesaikan makan siangnya. Lalu ia kembali ke tempat dimana ia mulai bekerja
paruh waktu. Jam analog hello kittynya menunjukkan pukul 12.30. Ia masuk ke
restoran tersebut kali ini melalui pintu belakang. Lalu ia bergegas menuju
ruang pegawai, lalu mengganti pakaiannya dengan seragam yang sebelumnya telah
ia pastikan cocok dengan tubuhnya.
Sesampainya di ruang pegawai, Risa
terkejut karena mendapati di sana telah ramai dengan pegawai yang lain. Ia lupa
melupakan keberadaan pegawai yang lain. Segera ia membungkukkan badannya lalu
menyapa seluruh pegawai yang ada di ruang pegawai tersebut.
“Annyeonghaseyo, saya Risa. Saya
pegawai paruh waktu baru di sini. Umurku 19 tahun. Mohon bantuannya~” seperti
biasa, setelah menyelesaikan kalimatnya, Risa meluncurkan senyuman manisnya.
Sedetik kemudian para pegawai membalas sapaan Risa. Tak sedikit pula yang
datang menghampiri Risa untuk berkenalan kepadanya.
“Annyeong, namaku Kang Min Hyuk,
kita seumuran Risa-ya~” seorang laki-laki dengan mata seperti almond datang
menghampiri Risa dengan akrab sambil tersenyum.
“Eish, Minhyuk-ah! Penyakitmu kambuh
lagi huh? Malu-maluin ajasih!” sesosok perempuan dengan gaya yang agak tomboy
datang dari balik punggung Minhyuk. Perempuan itu merupakan teman Minhyuk,
Eunji namanya. Selang beberapa waktu, mereka bertiga menjadi akrab, dan hal
terpenting dari sebuah perkenalan adalah… yup! Bertukar nomor handphone.
Minhyuk dengan girangnya menyimpan nomor handphone Risa di handphonenya.
Begitupula Eunji.
Beberapa saat kemudian para sunbae
ikut berkenalan dengan Risa. Dan ya, layaknya sedang mendongengi murid tk, Risa
menceritakan asal-muasal dirinya. Seperti mengapa Risa mempunya nama Risa?
Maksudnya, mengapa namanya tak seperti nama orang asli Korea? Dari mana ia
berasal? Mengapa ia ada di Korea? Dan lain sebagainya. Para pegawai sibuk
mendengarkan penjelasan Risa, dan tak terasa jam dinding besar di ruang pegawai
telah berdentang menandakan jam kerja shift
2 berlangsung, sedangkan jam kerja shift
1 berakhir. Para pegawai bersiap dan bergegas ke luar ruang pegawai. Begitu
juga Risa, dengan bantuan Minhyuk dan Eunji ia menjalankan tugasnya sebagai
pelayan. Di koridor, Risa kembali
bertemu dengan Chanhee. Risa menyapa sunbaenya dengan senyuman riangnya,
namun Chanhee hanya membalas dengan anggukan kecil sembari melanjutkan
langkahnya. Hal ini membuat Risa tak mengerti. Mengapa ada karakter orang
seperti Chanhee sunbae? Pikir Risa. “Ah, mungkin karena aku belum terlalu kenal
dengannya…” gumam Risa seolah berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Restoran di mana Risa bekerja
sangatlah ramai akan pengunjung. Itu sebabnya restoran ini banyak menerima
pekerja part time yang rata-rata anak sekolah atau mahasiswa. Restoran ini
terkenal akan konsep teenager-nya.
Tak heran jika kebanyakan pengunjung adalah anak-anak muda.
“Silahkan buku menunya..” Risa
menyodorkan buku menu kepada sorang pengunjung pria. Tanpa menyentuh atau
membuka buku menu yang Risa sodorkan, pria yang sedang focus pada handphonnya
itu berkata “Seperti biasa..” . Tentu saja Risa tak tahu apa yang pria ini
maksudkan.
“Ng, maaf.. apakah anda ingin
memesan sekarang tuan?” Risa berusaha memahami apa yang pria ini maksud.
“Kubilang aku pesan yang
se-per-ti-bi-a-sa!” jawab pria itu yang masihfokus pada handphonenya.
“Ng, anu tuan, bisakah kau..” belum
sempat Risa menyelesaikan kalimatnya, pria itu, yang sepertinya agak terganggu
dengan Risa, mendongakkan kepalanya kea rah Risa sembari berkata “Apakah kau
tidak dengar huh? Kubilang aku pesan yang seperti biasa!”. Risa yang tak bisa
menerima kenyataan bahwa ia dibentak oleh pengunjung tanpa melakukan salah
segera membela dirinya.”Hey! di buku menu ini taka da menu yang bernama
‘seperti biasa’ kau tahu?!”. Pria itu tak mau kalah, ia juga berusaha membela
dirinya, “Aku pelanggan tetap disini! Tak ada yang tak tahu pesanan ‘seperti
biasa’ku!”. Risa membalas lagi, “H..Hey! kau ini…” tiba-tiba eunji datang
membekap mulut Risa. Risa yang masih kesal akan perlakuan pria itu terhadapnya
berusaha berbicara dengan mulut yang terbekap oleh tangan Eunji.
“Ah, maaf tuan, dia pegawai baru di
sini. Pesananmu akan segera datang…hehe” Eunji lalu pergi sambil menyeret Risa
yang masih terbekap mulutnya oleh tangan Eunji. Pria itu hanya melirik kesal
kea rah Risa dan Eunji, Eunji hanya membalas dengan senyuman terpaksa.
“Eiish bagaimana bisa kamu mengomeli
pelanggan seperti itu Risa?” Eunji yang terlihat agak khawatir dengan insiden
yang baru saja terjadi menanyakan mengapa Risa melakukan hal seperti itu.
“Eonni, dia itu sangat tidak sopan!
Lagipula, mana ku tahu apa yang dia maksud dengan ‘seperti biasa’?!” Risa
menjelaskan alasannya kepada Eunji. Terlihat kejengkelan di muka Risa.
“Ah, aku lupa mengatakan kepadamu
kalau dia itu pelanggan tetap disini. Dan semua pegawai tahu pesanan ‘seperti
biasa’nya itu seperti apa… Aish, kalau sampai Chanhee tahu…” kalimat Eunji
menggantung. “baiklah kalau begitu lanjutkan pekerjaan mu, aku juga mau
melanjutkan pekerjaanku. Nanti ku jelaskan lagi.” Eunji bergegas pergi tanpa
memedulikan Risa yang masih diselubungi dengan ratusan pertanyaan.
“Siapa pria itu? Ku kira ia orang
yang sopan. Hm apa hubungannya dengan Chanhee sunbae? Ah ini semua sulit
dimengerti!” gumam Risa sembari memperhatikan lekat-lekat pria yang
mengomelinya tadi. Tiba-tiba terdengar seorang koki yang memanggil Risa. Lalu
Risa bergegas menghampirinya.
“Risa, kau antarkan pesanan ini ke
meja nomor 19, pria dengan pesanan ‘seperti biasa’ oke? Oiya, jangan lupa minta
maaf atas apa yang telah terjadi tadi. Good luck!”
“Ah, tapi sunbae?... baiklah
terimakasih Seungim sunbae..” dengan wajah agak tertunduk, Risa mengantarkan
pesanan ‘seperti biasa’ itu. “Heol, pantas saja ia bilang pesanan ini dengan
kalimat ‘seperti biasa’… ini sangat banyak. Tapi makanan sebanyak ini hanya
untuk satu orang?” Risa sibuk dengan pikirannya hingga ia tak menyadari bahwa
ia telah tiba tepat di meja 19.
“Ini pesananmu tuan…” suasana
diantara mereka sangat awkward, atau minimal hanya Risa yang merasakan
ke-awkward-an itu. Satupersatu makanan diletakkan Risa di atas meja bernomor 19
tersebut, dan saat piring terakhir diletakkan, “Tuan, ng aku minta maaf atas
apa yang sudah kulakukan tadi..” Risa membungkukkan badannya “aku akan lebih
berhati-hati.. selamat makan tuan…” Risa bergegas pergi dari hadapan pria itu.
“Apa yang ada di pikiran pria itu? Ia tidak memperhatikanku sama sekali?” Risa
bergumam sembari mengambil pesanan yang lain. Ada yang aneh pada pria itu,
pikir Risa.
No comments:
Post a Comment