Pages

Tuesday, June 24, 2014

Suddenly eps.7 : Orang-Orang Aneh



Risa telah menyelesaikan makan siangnya. Lalu ia kembali ke tempat dimana ia mulai bekerja paruh waktu. Jam analog hello kittynya menunjukkan pukul 12.30. Ia masuk ke restoran tersebut kali ini melalui pintu belakang. Lalu ia bergegas menuju ruang pegawai, lalu mengganti pakaiannya dengan seragam yang sebelumnya telah ia pastikan cocok dengan tubuhnya.
            Sesampainya di ruang pegawai, Risa terkejut karena mendapati di sana telah ramai dengan pegawai yang lain. Ia lupa melupakan keberadaan pegawai yang lain. Segera ia membungkukkan badannya lalu menyapa seluruh pegawai yang ada di ruang pegawai tersebut.
            “Annyeonghaseyo, saya Risa. Saya pegawai paruh waktu baru di sini. Umurku 19 tahun. Mohon bantuannya~” seperti biasa, setelah menyelesaikan kalimatnya, Risa meluncurkan senyuman manisnya. Sedetik kemudian para pegawai membalas sapaan Risa. Tak sedikit pula yang datang menghampiri Risa untuk berkenalan kepadanya.
            “Annyeong, namaku Kang Min Hyuk, kita seumuran Risa-ya~” seorang laki-laki dengan mata seperti almond datang menghampiri Risa dengan akrab sambil tersenyum.
            “Eish, Minhyuk-ah! Penyakitmu kambuh lagi huh? Malu-maluin ajasih!” sesosok perempuan dengan gaya yang agak tomboy datang dari balik punggung Minhyuk. Perempuan itu merupakan teman Minhyuk, Eunji namanya. Selang beberapa waktu, mereka bertiga menjadi akrab, dan hal terpenting dari sebuah perkenalan adalah… yup! Bertukar nomor handphone. Minhyuk dengan girangnya menyimpan nomor handphone Risa di handphonenya. Begitupula Eunji.
            Beberapa saat kemudian para sunbae ikut berkenalan dengan Risa. Dan ya, layaknya sedang mendongengi murid tk, Risa menceritakan asal-muasal dirinya. Seperti mengapa Risa mempunya nama Risa? Maksudnya, mengapa namanya tak seperti nama orang asli Korea? Dari mana ia berasal? Mengapa ia ada di Korea? Dan lain sebagainya. Para pegawai sibuk mendengarkan penjelasan Risa, dan tak terasa jam dinding besar di ruang pegawai telah berdentang menandakan jam kerja shift 2 berlangsung, sedangkan jam kerja shift 1 berakhir. Para pegawai bersiap dan bergegas ke luar ruang pegawai. Begitu juga Risa, dengan bantuan Minhyuk dan Eunji ia menjalankan tugasnya sebagai pelayan. Di koridor, Risa kembali  bertemu dengan Chanhee. Risa menyapa sunbaenya dengan senyuman riangnya, namun Chanhee hanya membalas dengan anggukan kecil sembari melanjutkan langkahnya. Hal ini membuat Risa tak mengerti. Mengapa ada karakter orang seperti Chanhee sunbae? Pikir Risa. “Ah, mungkin karena aku belum terlalu kenal dengannya…” gumam Risa seolah berusaha menenangkan dirinya sendiri.
            Restoran di mana Risa bekerja sangatlah ramai akan pengunjung. Itu sebabnya restoran ini banyak menerima pekerja part time yang rata-rata anak sekolah atau mahasiswa. Restoran ini terkenal akan konsep teenager-nya. Tak heran jika kebanyakan pengunjung adalah anak-anak muda.
            “Silahkan buku menunya..” Risa menyodorkan buku menu kepada sorang pengunjung pria. Tanpa menyentuh atau membuka buku menu yang Risa sodorkan, pria yang sedang focus pada handphonnya itu berkata “Seperti biasa..” . Tentu saja Risa tak tahu apa yang pria ini maksudkan.
            “Ng, maaf.. apakah anda ingin memesan sekarang tuan?” Risa berusaha memahami apa yang pria ini maksud.
            “Kubilang aku pesan yang se-per-ti-bi-a-sa!” jawab pria itu yang masihfokus pada handphonenya.
            “Ng, anu tuan, bisakah kau..” belum sempat Risa menyelesaikan kalimatnya, pria itu, yang sepertinya agak terganggu dengan Risa, mendongakkan kepalanya kea rah Risa sembari berkata “Apakah kau tidak dengar huh? Kubilang aku pesan yang seperti biasa!”. Risa yang tak bisa menerima kenyataan bahwa ia dibentak oleh pengunjung tanpa melakukan salah segera membela dirinya.”Hey! di buku menu ini taka da menu yang bernama ‘seperti biasa’ kau tahu?!”. Pria itu tak mau kalah, ia juga berusaha membela dirinya, “Aku pelanggan tetap disini! Tak ada yang tak tahu pesanan ‘seperti biasa’ku!”. Risa membalas lagi, “H..Hey! kau ini…” tiba-tiba eunji datang membekap mulut Risa. Risa yang masih kesal akan perlakuan pria itu terhadapnya berusaha berbicara dengan mulut yang terbekap oleh tangan Eunji.
            “Ah, maaf tuan, dia pegawai baru di sini. Pesananmu akan segera datang…hehe” Eunji lalu pergi sambil menyeret Risa yang masih terbekap mulutnya oleh tangan Eunji. Pria itu hanya melirik kesal kea rah Risa dan Eunji, Eunji hanya membalas dengan senyuman terpaksa.
            “Eiish bagaimana bisa kamu mengomeli pelanggan seperti itu Risa?” Eunji yang terlihat agak khawatir dengan insiden yang baru saja terjadi menanyakan mengapa Risa melakukan hal seperti itu.
            “Eonni, dia itu sangat tidak sopan! Lagipula, mana ku tahu apa yang dia maksud dengan ‘seperti biasa’?!” Risa menjelaskan alasannya kepada Eunji. Terlihat kejengkelan di muka Risa.
            “Ah, aku lupa mengatakan kepadamu kalau dia itu pelanggan tetap disini. Dan semua pegawai tahu pesanan ‘seperti biasa’nya itu seperti apa… Aish, kalau sampai Chanhee tahu…” kalimat Eunji menggantung. “baiklah kalau begitu lanjutkan pekerjaan mu, aku juga mau melanjutkan pekerjaanku. Nanti ku jelaskan lagi.” Eunji bergegas pergi tanpa memedulikan Risa yang masih diselubungi dengan ratusan pertanyaan.
            “Siapa pria itu? Ku kira ia orang yang sopan. Hm apa hubungannya dengan Chanhee sunbae? Ah ini semua sulit dimengerti!” gumam Risa sembari memperhatikan lekat-lekat pria yang mengomelinya tadi. Tiba-tiba terdengar seorang koki yang memanggil Risa. Lalu Risa bergegas menghampirinya.
            “Risa, kau antarkan pesanan ini ke meja nomor 19, pria dengan pesanan ‘seperti biasa’ oke? Oiya, jangan lupa minta maaf atas apa yang telah terjadi tadi. Good luck!”
            “Ah, tapi sunbae?... baiklah terimakasih Seungim sunbae..” dengan wajah agak tertunduk, Risa mengantarkan pesanan ‘seperti biasa’ itu. “Heol, pantas saja ia bilang pesanan ini dengan kalimat ‘seperti biasa’… ini sangat banyak. Tapi makanan sebanyak ini hanya untuk satu orang?” Risa sibuk dengan pikirannya hingga ia tak menyadari bahwa ia telah tiba tepat di meja 19.
            “Ini pesananmu tuan…” suasana diantara mereka sangat awkward, atau minimal hanya Risa yang merasakan ke-awkward-an itu. Satupersatu makanan diletakkan Risa di atas meja bernomor 19 tersebut, dan saat piring terakhir diletakkan, “Tuan, ng aku minta maaf atas apa yang sudah kulakukan tadi..” Risa membungkukkan badannya “aku akan lebih berhati-hati.. selamat makan tuan…” Risa bergegas pergi dari hadapan pria itu. “Apa yang ada di pikiran pria itu? Ia tidak memperhatikanku sama sekali?” Risa bergumam sembari mengambil pesanan yang lain. Ada yang aneh pada pria itu, pikir Risa.

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com