Pages

Tuesday, June 24, 2014

Suddenly eps.6 : Keputusan (part 2)



30 menit telah berlalu, namun Risa belum juga keluar dari ruang manajer. Pria yang sedari tadi duduk di kursi yang berada di pinggir koridor mulai beranjak dari tempatnya. Tepat diwaktu yang sama, Risa keluar dari ruang manajer. Ia sangat terkejut mendapati pria yang mengantarnya tadi masih berada di sana.
            “Ng, itu.. apakah kau menungguku?” Tanya Risa setengah ragu kepada pria itu.
            “Bagaimana? Apakah kau di terima?” tanpa menjawab pertanyaan dari Risa, pria itu malah berbalik tanya kepada Risa.
            “Oh itu, aku diterima bekerja di sini. Mohon bantuannya.” Risa membungkukkan badannya kepada pria itu dengan tulus, ia meluncurkan senyuman manisnya.
            “Baiklah, kalau begitu ikut aku.” Masih dengan sikap yang dingin, pria itu mengajak Risa ke suatu tempat.
            Tibalah mereka di ruang pegawai. Di sana hanya ada mereka berdua. Risa bingung mengapa pria ini mengajaknya ke tempat yang sepi itu. Padahal ia masih harus melakukan sesuatu, seperti apa yang telah diperintahkan oleh Manajer Song.
            “Ng itu, sebenarnya aku harus menemui..” belum sempat Risa menyelesaikan kalimatnya, pria yang sedari tadi sibuk mencari barang-yang-entah-apa, memotong kalimat Risa.
            “Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Lee Chan Hee, aku di sini sudah 1tahunan.. Ini, kartu pegawai, kamu bisa memasukkan data di sebelah sana. Dan, apa tugasmu?” Bingo! Ternyata pria ini bernama Lee Chan Hee ! Pria yang harus ia temui seperti apa yang Manajer Song perintahkan. Dengan kikuk, Risa mengambil kartu pegawainya, “aku di tugaskan sebagai pelayan…” lagi-lagi Risa gugup.
            “Kalau begitu ini seragammu. M kan?” Chanhee segera memberikan bungkusan berisi seragam pelayan kepada Risa lalu bergegas kembali menjalankan tugasnya. “aku pergi dulu”.
            Risa masih bingung dengan apa yang telah terjadi padanya. Ini semua terlalu cepat dan tiba-tiba, pikirnya. Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di pikiran Risa hingga membuatnya menjadi lapar. Entah ini ada hubungannya atau tidak, tapi itulah yang terjadi pada Risa sekarang. Risa berjalan mendekati mesin untuk memasukkan data yang telah Chanhee beritahu tadi. Sedetik kemudian Risa bingung apa yang harus ia lakukan dengan kartu pegawainya, dan mesin yang ada di hadapannya.
            Setelah sibuk mencoba berbagai cara, akhirnya Risa dapat memasukkan datanya pada kartu pegawai tersebut. Lalu perhatiannya kini jatuh pada seragam pegawai yang sedari tadi ia pangku. Ia buka plastic yang melindungi pakaian itu lalu mencobanya. “Wah, ini seragam pelayan yang cantik..” gumamnya sambil melihat refleksi dirinya pada sebuah cermin besar yang ada di ruang pegawai.
            “Ah, masih jam setengah 11. Aku mulai kerja di sini jam 1 siang. Masih ada waktu untuk makan. Makan dulu ah~” Risa mengemasi pakaian pegawainya lalu keluar dari ruang pegawai. Ia hendak pergi makan di luar. Di pintu keluar ia bertemu kembali dengan Chanhee, kali ini Chanhee dengan senyumnya yang khas. Ia tersenyum kepada Risa, begitu juga dengan Risa. “Chanhee Sunbae yang hangat..” gumam Risa dalam hati.
***
            “Hyung, apakah salah jika aku……ah entahlah, aku bingung pada perasaan ku sendiri..” Wooyoung membantingkan badannya di atas tempat tidur. Ia menutup kepalanya dengan bantal.
            “Tak ada yang salah… semuanya itu tentang pilihan dan keputusan. Kau lihat? Junho? Ia dulu juga sepertimu kan? Dan sekarang? Junho dan Laras? Yah, itu semua tergantung padamu…” Nichkhun kembali menasihati Wooyoung. Ia sangat mengerti dengan keadaan yang sedang Wooyoung hadapi.
            “Hm benar juga.. sebulan yang lalu mereka baru bertemu… “ Wooyoung menatap langit-langit kamarnya. Terlihat dari air mukanya ia sedang menerawang apa yang akan terjadi jika ia mengambil keputusan secara ceroboh. “Baiklah, aku sudah mengerti. Terimakasih hyung!” Wooyoung meloncat kearah Nichkhun lalu memeluknya dengan erat. “Sebaiknya kau juga mengambil keputusan yang tepat sepertiku hyung!” setelah menepuk pundak kanan Nichkhun, Wooyoung meluncur ke luar kamar. Wooyoung menyadari Nichkhun juga sedang merasakan hal yang sama kepada seorang perempuan yang sedari tadi Nichkhun stalk twitternya.
***

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com