“Ah kami
sangat malu eonni. Maafkan kami ya, ah benar-benar memalukan sekali kita ini”
“iya maafkan kami ya Risa eonni,
kami benar-benar tidak tahu..”
“Ah iya tidak apa-apa kok hahaha”
Risa hanya bisa cekikikan didepan para sesaeng fans itu, hingga hamper saja
coklat panas yang ia minum masuk ke saluran pernapasannya.
“Tapi eonni bisa mendapatkan jaket
itu dimana? Kok bisa mirip sekali dengan yang dipakai Wooyoung oppa?” Tanya
salah satu sesaeng fans itu kepada Risa. Dan benar saja, coklat panas yang Risa
minum masuk ke saluran pernapasannya, ia tersedak.
“ohok ohok! Ah jaket ini ya?....”
Risa bingung ingin menjawab bagaimana. Selain ia harus merahasiakan bahwa jaket
yang ia pakai adalah milik Wooyoung, ia juga tidak mau membohongi orang lain.
Ya, Risa memang sudah terlatih untuk tidak berbohong kepada orang lain.
“Eonni? Apakah eonni baik-baik
saja?” Tanya salah seorang sesaeng fans kepada Risa karena khawatir Risa
tiba-tiba kehilangan kesadaran akibat tersedak coklat panas yang ia minum tadi.
“Ah aku tidak apa-apa kok..” Risa
telah memutuskan untuk tidak berbohong, “ Jaket ini aku dapatkan dari seorang
teman. Iya teman hehehe” Ia tertawa puas karena ia tidak berbohong dan juga
tidak memberitahukan bahwa itu memang jaketnya Wooyoung.
“Seorang teman? Waaah Risa eonni
pasti sangat beruntung ya..” seketika suasana di restoran cepat saji itu
berubah menjadi lebih akrab dengan celotehan para sesaeng fans yang iri dengan
Risa, yang memiliki seorang teman yang ‘berhati malaikat’ itu.
“Wah terimakasih banyak ya atas
makanan yang kalian belikan, aku jadi merepotkan kalian begini” ucap Risa yang
setengah tidak enak karena ditraktir orang yang baru ia kenal, tapi sangat
senang karena ia lapar sekali sedangkan uangnya berada di dompet yang ada
didalam kantong jaketnya yang dipakai Wooyoung.
“Ah tidak apa-apa kok eonni, ini
juga sebagai permintaan maaf dari kami karena telah mengejar-ngejar eonni tidak
jelas seperti itu”
“Aahaha terimakasih banyak ya, aku
pulang dulu. Semoga kita bisa bertemu lagi.. Sampai jumpa~” Risa berjalan
berlawanan arah dengan para sesaeng fans itu sambil melambaikan tangannya.
Sesaeng fans itu juga membalas lambaian tangan Risa “ Iya eonni sama-sama,
semoga kita bisa bertemu lagi~”
***
Jam tangan analog Hello Kitty Risa
menunjukkan bahwa sekarang sudah jam 6 sore.
“Aku pulang bibi!” Risa membuka
pintu dan melemparkan tubuhnya diatas sofa berwarna coklat susu itu sambil
mencoba mengatur nafasnya yang sudah tidak teratur lagi.
“Wah kamu sudah pulang Risa?
Bagaimana jalan-jalanmu? Sudah tau jalan-jalan disekitar sini kan?” Pertanyaan
yang seperti kereta itu keluar dari bibir mungil bibi Lee. “Risa? Mengapa kamu terlihat sangat lelah
seperti itu? Apa yang terjadi?” Bibi Lee bingung melihat Risa yang ngos-ngosan .
“Hahaha tidak apa-apa kok bi, tadi
aku menghabiskan waktuku untuk menghafal jalan-jalan disekitar sini..” Memang
benar Risa menghabiskan waktunya untuk menghafalkan jalan-jalan disekitarnya
dikarenakan tadi ia tersesat. Ia tidak bisa naik bus dikarenakan uangnya-lenyap-bersama-handphone-di-jaketnya
itu. Ya mau tidak mau ia berjalan kaki untuk pulang dan bertanya arah
kerumahnya kesana-kemari. Jadi ia tidak berbohong, lagi.
“oh begitu, baguslah. Supaya kalau
sudah masuk kuliah nanti kamu tidak tersesat saat pulang atau perginya.”
Celetuk bibi Lee sambil mencubit pipi Risa yang sudah tembam. “Ah sakit bi…!”
teriak Risa sambil mengelus pipinya. Bibi Lee hanya cekikikan dan kembali sibuk
dengan laptopnya. “Yasudah kamu istirahat saja, jika lapar, di meja makan ada
makanan tuh.” . Lalu Risa mengangguk sambil berjalan menuju kamarnya yang
terletak di lantai 2 masih sambil mengelus pipinya yang memerah itu.
“Ah, bodoh, bodoh, bodoh! Kenapa aku
bisa teledor seperti inisih?!! Aaaakk dompet dan handphone kuuu..” Dengan
rambut yang masih agak basah dikarenakan Risa baru selesai mandi, Risa sibuk
mengutuki dirinya sendiri sambil setengah menjitaki kepalanya sendiri di
kamarnya. Ia memutuskan untuk tidak memberitahu
bibi Lee tentang dompet, handphone dan jaketnya itu. Ia sangat bersyukur
karena bibi Lee tidak menanyakan jaketnya yang ‘berubah’ itu.
“Aaaish, Risa kamu ini bodoh sekali!
Kemungkinannya juga sangat kecil untuk dompet, jaket dan handphoneku kembali.
Wooyoung oppa pasti sibuk. Lagi pula ia tidak tahu aku siapa… haiisshh ini
benar-benar rumit! Aaakk!!” ia masih mondar-mandir di depan pintu kamar
mandinya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk hello kitty kesayangannya.
“Eh, tunggu dulu. Mungkin ini cuma
mimpi… gak mungkin aku bisa kebetulan ketemu Wooyoung oppa di taman lalu ia
meminjam barang-barang milikku. Ah ya, ini pasti mimpi. Sebaiknya aku coba tes
dulu pipi ku…” lalu jari mungilnya bergerak menuju pipi tembamnya lalu
mencubitnya dengan kekuatan penuh.
“Aaaaaaakkkkkkkk!!!!” sontak Risa
berteriak lalu segera menyumpal mulutnya itu dengan tangannya yang satu lagi,
yang masih memegang handuk.
“Risa? Kamu kenapa? Ada yang salah?”
teriak bibi Lee dari lantai bawah dengan nada cemas yang khas darinya.
“Ah tidak apa-apa bi, pipi ku tadi
kejedot sesuatu, aku lupa menyalakan lampu…” jawab Risa dengan menahan setengah
rasa sakit di pipinya yang sekarang mulai berdenyut.
“Ah kamu ini kebisaaan, kalau belum
tidur, lampunya nyalakan saja Risa..” Jawab bibi Lee yang tahu kebisaaan Risa
yang sering mematikan lampu kamarnya meskipun ia belum hendak tidur.
“Iya bi, aku lupa hehehe..” jawab
risa seadanya, lalu kembali mengutuki dirinya sekali lagi mengenai kebodohannya
itu.
“Huaaaa lama-lama aku bisa gila
ini.. sebaiknya aku.. ya aku harus melakukannya..” lalu Risa bergerak, di
kegelapan ruang kamarnya yang memang sedari tadi tidak ia nyalakan lampunya,
menuju ranjangnya dan… tidur. Ya, menurutnya tidur, secara ajaib dapat
mengurangi beban pikiran ataupun masalah yang ada pada dirinya. Dan ya, itu memang
benar adanya.
***
No comments:
Post a Comment