Pages

Tuesday, June 24, 2014

Suddenly eps.6 : Keputusan



“Jadi kamu sudah yakin untuk mencari kerja part time di sekitar sini Risa?” bibi Lee yang sedari tadi sibuk berkutat dengan selebaran-selebaran dokumennya akhirnya menemukan setumpuk selebaran tentang tempat-tempat yang sedang membuka lowongan untuk kerja part time bagi pelajar/mahasiswa. “Ini, daftar tempat-tempat yang mungkin masih membuka lowongan pekerjaan part time untuk pelajar sepertimu Risa. Pilihlah tempat yang paling baik untuk mu ya. Dan jangan membuat dirimu sendiri terbebani oleh pekerjaan yang kamu pilih. Fighting! Bibi berangkat dulu ya sayang” selayang kecupan hangat dari bibi Lee melayang tepat di atas pipi kanan Risa.

            “Woaaah banyak sekali tempatnya! Terimakasih bibi Lee. You’re the best! Hati-hati di jalan!” Risa masih terpaku dengan tumpukan selebaran yang diberikan bibi Lee semenit yang lalu. Ia terlalu bingung untuk memilih tempat di mana ia hendak memulai pencarian kerja part time untuknya. Karena Risa berfikir, tidak mungkin baginya untuk menghampiri satu persatu tempat yang terpampang di tumpukan brosur yang masih ia jejerkan di meja makan tersebut.  “Ini akan membuang banyak waktuku..” gumam Risa. Setelah ia membolak balik brosur-brosur itu dengan teliti, akhirnya Risa memutuskan untuk melamar kerja part time di sebuah restoran cepat saji yang cukup terkenal. Lalu tanpa keragu-raguan, Risa bergegas pergi ke restoran tersebut dengan terlebih dahulu mempersiapkan apa-apa yang harus ia bawa dan kenakan, seperti apa yang telah bibi Lee nasihatkan kepadanya.
***
            Risa memantapkan hatinya sekali lagi di depan bangunan yang cukup megah dan tentu saja masih tertera tulisan yang mengatakan bahwa restoran tersebut masih membutuhkan pekerja part time. Dari tempat Risa berdiri sekarang, ia dapat melihat seorang pegawai restoran tersebut yang bertugas membukakan pintu bagi para pelanggan yang hendak keluar atau masuk dengan wajah yang sangat ramah. “Sepertinya aku akan minta bantuan kepada kakak yang di sana saja..” pikir Risa sembari berjalan menuju pintu masuk restoran.
            “Selamat datang nona… Ada yang bisa saya bantu?” pria berseragam putih hitam dengan dasi kupu-kupu hitam senada dengan sepatu dan celana panjangnya menyapa Risa dan tanpa ragu bertanya kepada Risa apakah Risa membutuhkan bantuannya karena terpahat jelas ekspresi bingung di wajah Risa.
            “Ngg iya, aku ingin melamar untuk menjadi pekerja part time di sini. Kalau boleh tau, di manakah ruang manajernya?” kegugupan Risa mulai mucul. Bahkan ia bingung ingin memanggil pria ini dengan apa. Paman? Ia terlalu muda untuk dipanggil paman. Oppa? Atau pria ini lebih muda dari Risa? Ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal seperti itu, pikir Risa.
            “Ini dia ruangan manajer kami. Nona Song Ji Hyo..”  entah mengapa Risa melihat kepribadian pria ini berbeda dari dia yang sebelumnya. Sekarang pria ini jauh lebih dingin meskipun masih dalam aksen yang sopan. Senyuman ramahnya tak lagi mucul. Risa bingung.
            “Oh iya, t-terimakasih atas bantuanmu. Aku masuk dulu ke dalam dulu..” bergegas Risa meninggalkan pria itu di koridor yang terbilang sepi menuju sebuah pintu yang bertuliskan ‘Ruangan Manajer Nona Song Ji Hyo’.
            Masih tak bergerak di posisinya, pria itu memperhatikan gerak-gerik Risa hingga punggung Risa tak lagi terlihat di jangkauan matanya. Lalu ia duduk di kursi-kursi terdekat. Entah apa yang ada pada pikiran pria itu, ia masih tak beranjak dari tempat duduknya untuk kembali melakukan tugasnya.
            Di lain tempat, Wooyoung beserta member 2PM lainnya sedang memanfaatkan free time mereka dengan bermain di dorm mereka.
            “Wooyoung, bagaimana kamu dengan Risa semalam?” Tanya Jun.K dengan mulut yang masih penuh dengan ddokbokki hangat.
            “Apanya yang bagaimana hyung?” balas Wooyoung yang sibuk dengan handphonenya.
            “Apakah kamu sudah menentukan waktu yang tepat untuk ngedate selanjutnya?” pertanyaan usil ini dilontarkan oleh Taecyeon yang sedang berusaha untuk membalap mobil Chansung. “Eish, mobilmu lincah juga Chanana..” gerutunya.
            Seolah tak mau kalah dengan Taec, Chansung juga mengeluarkan pertanyaan usil kepada Wooyoung. “Hyung, apakah kamu sekarang sedang sibuk memandangi foto selca kalian yang semalam?” sontak member 2PM yang lain kaget dan langsung menghujani Wooyoung dengan pertanyaan yang sama, “apakah kalian melakukan selca?”. Tentu saja Wooyoung yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya menghampiri Chansung dan mendaratkan segumpal tangannya di kepala Chansung. “Eish kau ini, bisa-bisanya membuat gossip seperti itu!” . Chansung yang sedang dijitaki oleh Wooyoung tentu saja tak konsen dengan mobilnya, dan akhirnya berhasil dibalap oleh Taec.
            “Ah hyung!! Ini semua gara-gara kamu!!” omel Chansung kepada Wooyoung yang masih menjitakinya.
            “Eissh, kau malah menyalahkan ku?! Ini kamu yang mulai Chanana!!” setelah berhenti sejenak untuk menertawai Chansung yang kalah, Wooyoung kembali menjitaki Chansung. Sedangkan member 2PM yang lain masih tak bisa menghentikan tawa mereka yang melihat kejadian ini.
            “Tapi apakah kalian masih berhubungan hingga detik ini?” dengan intonasi yang menandakan bahwa ‘kali-ini-serius’, Nichkhun bertanya kepada Wooyoung. Wooyoung menghentikan jitakannya terhadap Chansung. Ia memutar badannya menghadap Nichkun yang sedang duduk di sofa sambil membaca buku.
            “Soal itu…aku…” seketika suasana menjadi hening cenderung serius.
            “Jika kau menganggapnya ‘tak lebih’…” suasana masih hening, sampai-sampai Jun.K menghentikan kunyahan ddokbokkinya. “.. Maka jangan berikan sesuatu yang lebih padanya.” Nichkhun mengakhiri kalimatnya dengan menutup buku yang ia baca.
            “Hmm kalau begitu berarti berlaku sebaliknya kan hyung? Jika kau menganggapnya akan menjadi ‘lebih’, maka berikan sesuatu yang lebih padanya.” Layaknya seorang psikolog, Junho yang sedari tadi sibuk menuliskan lirik lagu pada secarik kertas, menasihati Wooyoung.
            “Ya, apa yang dikatakan Junho benar. Semuanya terserah padamu. Dan jangan lupakan statusmu… dan tentu saja, fansmu.” Tak lupa senyuman hangat meluncur dari bibir Nichkhun yang ‘biasanya’ menandakan bahwa kalimat yang baru saja ia luncurkan merupan kesimpulan dari suatu pembicaraan dan merupakan nasihat pula. Dan senyuman itu pula yang bisa mencairkan suasana ‘mencekam’ menjadi suasana yang kembali ‘hangat’.
            Wooyoung masih terdiam di posisinya. Sedangkan member 2PM yang lain kembali sibuk dengan ‘kesibukan’ mereka masing-masing. Entah apa yang ada di pikiran Wooyoung saat ini, ia kembali membuka handphonenya. Kali ini pandangannya tertuju pada percakapan pesan singkat mereka, Wooyoung dan Risa, kemarin.
***

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com