Setelah
selusin lagu dibawakan oleh 2PM, lalu tibalah saat yang paling dihindari
seorang Fangirl yaitu, saat penutupan konser.
“Haah, konsernya sebentar lagi
berakhir ya?” Tanya Risa kepada seorang gadis yang duduk disebelahnya.
“Iya Risa, sebentar lagi konsernya
akan berakhir. Tak apalah, nanti aku akan nonton konser berikutnya yang akan
diadakan di Gangnam. Kamu juga akan nonton di sana?” Jawab gadis yang tergila-gila
dengan Chansung itu sambil mengacung-ngacungkan lightstick berlambang Chanana
tersebut.
“Ah aku? Aku tidak tahu pasti, tapi
kurasa aku ingin menontonnya.” Jawab Risa dengan mimic muka keragu-raguannya karena takut
tidak diizinkan oleh bibi Lee.
“Oh baiklah kalau begitu, nanti
kabari aku ya Risa, supaya kita bisa bareng nontonya hihihi” Jiyeon mengakhiri
jawabannya dengan cekikikan khas darinya. Risa juga ikut cekikikan karenanya.
Sejurus kemudian, lampu ruangan
dimana konser dilaksanakan telah dinyalakan kembali. Para Hottest , julukan untuk para fans 2PM, mulai bangkit dari tempatnya
masing-masing dan beranjak keluar gedung konser tersebut.
“Risa, ayo kita keluar, ah iya aku
lapar sekali nih, makan dulu yuk?” ajak Jiyeon dengan jurus aegyonya yang mematikan itu.
“Ah, aku juga lapar ay..” tiba-tiba
bunyi ringtone tanda sms masuk pada handphone Risa memotong pembicaraan kedua
gadis 19 tahun ini.
“Tunggu sebentar ya Jiyeon..” Risa
langsung mengambil handphonenya dan betapa terkejutnya ia melihat nama yang
tertera di handphonenya, Wooyoung. Ya, ia mendapatkan pesan dari Wooyoung.
Dengan setengah gemetar ia membuka pesan singkat tersebut.
“Risa
kamu belum pulang kan? Bisakah kamu ke belakang panggung sekarang? Jika ya,
ikuti saja plang backstage yang ada tanda warna kuning, kutunggu ya ^^”
“Hah? Apa ini?” gumam Risa reflex.
“Ada apa Risa? Ayooo kita makan~ “
lagi-lagi Jiyeon menggunakan jurus aegyonya.
“Ah, maaf banget nih Jiyeon, aku
harus bertemu seorang teman dahulu. Kamu duluan aja..” jawab Risa setengah
tidak tega kepada Jiyeon, teman barunya.
“Oh kalau begitu ku antar saja kamu?
Bagaimana?” tawaran Jiyeon ini membuat Risa tambah tidak enak hati. Segera Risa
menolak dengan lembut tawaran dari Jiyeon itu.
“Ah tidak usah, aku bisa sendiri
kok.. Kamu pasti lapar sekali, maaf aku tidak bisa menemanimu Jiyeon..” tertera
rasa bersalah yang cukup besar pada wajah Risa.
“Waah.. sepertinya aku mengerti
siapa yang ingin kamu temui, pasti ‘teman’ mu ya?” Tanya Jiyeon dengan nada
meledek kea rah Risa. Tentu saja seketika wajah Risa memerah, dan ya seperti
biasa, Risa salah tingkah.
“Ah bukan ini bukan seperti apa yang
kamu pikirkan” sergah Risa sebisa mungkin dengan gerak geriknya yang semakin
salah tingkah.
“Aku mengerti, aku mengerti Risa. Baiklah
kalau begitu kamu harus cepat-cepat menemui ‘teman’ mu itu. Aku duluan ya!
Fighting!” masih dengan aegyonya,
Jiyeon memberikan semangat kepada Risa yang masih merah pipinya.
“Ish kamu ini ya, hati-hati di jalan
ya Jiyeon!” setelah mengakhiri kalimatnya, Risa bergegas pergi ke belakang
panggung seperti apa yang diperintahkan oleh Wooyoung pada pesan singkat tadi.
Sekelebat pikiran muncul di
pikirannya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Mengapa Wooyoung menyuruhnya
untuk pergi ke belakang panggung? Bagaimana jika ini hanya tipuan? Lalu apa
jadinya jika aku bertemu member 2PM yang lain?
Tak terasa Risa sudah berada di
depan pintu ruangan backstage tersebut. Di lorong banyak sekali kru dan dancer
yang sibuk kesana-kemari sambil melirik kearah Risa. Dengan gugup Risa menyapa
setiap orang yang melirik ke arahnya.
“Annyeonghaseyo~” sapa Risa sambil
setengah membungkukkan badannya setelah membuka pintu backstage.
“ Annyeonghaseyo.. Wah sepertinya
kita kedatangan tamu special..” celetuk seorang pria dengan mata pandanya,
Jun.K. “Nona Risa, kemarilah sudah ada yang menunggumu..” sambung pria itu
sambil menahan setengah tawanya sambil menyikut seorang pria lain yang berada
di sebelahnya, yaitu Wooyoung. Risa yang melihat adegan ini hanya bisa terdiam,
dan seperti biasa, pipinya memerah. Risa menunduk malu.
“Ah hyung sstt..” Wooyoung yang
merasa risih dengan celetukan hyungnya itu langsung menghampiri Risa. Sebelum
Wooyoung sampai tepat di samping Risa, datang pria lain yang sangat tinggi
menyapa Risa dengan senyum hangat khas dari Thai Prince, ya pria itu adalah
Nichkhun.
“Annyeonghaseyo~ kamu pasti Risa
ya?” Tanya Nichkhun dengan senyum hangatnya yang bisa membuat semua perempuan
meleleh seketika.
“Ah iya, saya Risa, Annyeonghaseyo~”
Risa gugup dan lagi-lagi ia membungkukkan setengah badannya.
“Wah, pakai bahasa informal saja
dengan kami ya hehe, aku Nichkhun. Terimakasih ya telah menyelamatkan
wooyoungie kami kemarin.”
“O, apa tidak apa-apa..? Ah iya
sama-sama, itu hanya kebetulan saja kok hehehe” sebenarnya Risa hampir saja ingin
memanggil Nichkhun dengan oppa, namun ia masih gugup dan malu.
“Tentu saja tidak apa-apa, bukan
begitu Wooyoung?” Nichkhun yang tiba-tiba bertanya seperti itu kepada Wooyoung
yang ternyata selama ini menguping di belakang Nichkhun menjadi salah tingkah.
Dengan gugup ia menjawab “I..iya tentu saja hehe” Wooyoung menggarut lehernya
yang tidak gatal sambil tertawa gugup.
“Hm, sepertinya aku harus pergi. Risa,
oppa pergi dulu ya, hati-hati di jalan.
Wooyoungie, jaga Risa baik-baik ya! Annyeong” Nichkhun yang lagi-lagi
dengan senyum mematikannya pergi meninggalkan Risa dan Wooyoung. Dan seketika
atmosfir di antara mereka berdua menjadi awkward.
Wooyoung, yang terlihat dari ekspresi berfikirnya, berusaha memecahkan ke-awkward-an di antara mereka berdua.
“Aigoo, perutku lapar! Apakah
perutmu juga lapar Risa? Kalau begitu ayo kita pergi makan! Kajaaa~” dengan
ekspresi muka yang agak awkward Wooyoung berusaha tidak terlihat gugup. Risa
yang sedari tadi bergelut dengan kegugupannya hanya mengangguk dan mengikuti
Wooyoung dari belakang tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
***
“Waah jadi kamu dari Indonesia? Di
sini untuk liburan atau?” Tanya Wooyoung dengan rasa keingin tahuan yang cukup
tinggi.
“Aku di sini untuk kuliahku oppa.
Jadi sebelum masuk kuliah, aku diberikan waktu 2 sampai 3 bulan untuk
beradaptasi di sini.” Risa yang sedari tadi sibuk menghabiskan makanannya
sekarang telah merasa kekenyangan.
“Oh begitu.. beradaptasi ya? Seperti
bunglon saja..” celetuk Wooyoung yang sekarang rasa gugupnya telah menguap
entah kemana.
“Ya aku memang bunglon, bunglon yang
lucu ang ang~” Risa yang sepertinya juga sudah tidak gugup dan tanpa sadar ia
mengeluarkan aegyonya di depan Wooyoung. Sontak Wooyoung tertawa
terbahak-bahak akibat ulah Risa.
“Hey oppa, kenpa geli banget sih
ketawanya? Huh” Risa agak jengkel dengan ulah Wooyoung yang menertawakannya.
Namun selayang kemudian ia terpaku pada jam analog hello kittynya yang telah
menunjukkan pukul 10 malam.
“Aigoo, sudah jam 10 malam! Oppa,
sepertinya aku harus pulang, sudah terlalu larut malam..” belum selesai Risa
mengeluarkan untaian kalimatnya, Wooyoung langsung memotong “Baiklah ayo oppa
antar kau pulang.”
“ah oppa tak usah repot-repot
seperti ini, sekarang oppa pasti lelah sekali kan? Akan lebih baik kalau oppa
isti…” lagi-lagi Risa tak sempat menyelesaikan kalimatnya, Wooyoung menarik
tangannya lalu mereka pergi ke parkiran. “Sudah ayo kuantarkan kau.” Tegas dan
singkat. Dan Risa, lagi-lagi, tak dapat berkata apa-apa.
***
No comments:
Post a Comment