Pages

Tuesday, June 24, 2014

Suddenly eps.4 : Jangan Berakhir



Setelah selusin lagu dibawakan oleh 2PM, lalu tibalah saat yang paling dihindari seorang Fangirl  yaitu, saat penutupan konser.
            “Haah, konsernya sebentar lagi berakhir ya?” Tanya Risa kepada seorang gadis yang duduk disebelahnya.
            “Iya Risa, sebentar lagi konsernya akan berakhir. Tak apalah, nanti aku akan nonton konser berikutnya yang akan diadakan di Gangnam. Kamu juga akan nonton di sana?” Jawab gadis yang tergila-gila dengan Chansung itu sambil mengacung-ngacungkan lightstick berlambang Chanana tersebut.

            “Ah aku? Aku tidak tahu pasti, tapi kurasa aku ingin menontonnya.” Jawab Risa dengan  mimic muka keragu-raguannya karena takut tidak diizinkan oleh bibi Lee.
            “Oh baiklah kalau begitu, nanti kabari aku ya Risa, supaya kita bisa bareng nontonya hihihi” Jiyeon mengakhiri jawabannya dengan cekikikan khas darinya. Risa juga ikut cekikikan karenanya.
            Sejurus kemudian, lampu ruangan dimana konser dilaksanakan telah dinyalakan kembali. Para Hottest , julukan untuk para fans 2PM, mulai bangkit dari tempatnya masing-masing dan beranjak keluar gedung konser tersebut.
            “Risa, ayo kita keluar, ah iya aku lapar sekali nih, makan dulu yuk?” ajak Jiyeon dengan jurus aegyonya yang mematikan itu.
            “Ah, aku juga lapar ay..” tiba-tiba bunyi ringtone tanda sms masuk pada handphone Risa memotong pembicaraan kedua gadis 19 tahun ini.
            “Tunggu sebentar ya Jiyeon..” Risa langsung mengambil handphonenya dan betapa terkejutnya ia melihat nama yang tertera di handphonenya, Wooyoung. Ya, ia mendapatkan pesan dari Wooyoung. Dengan setengah gemetar ia membuka pesan singkat tersebut.
            “Risa kamu belum pulang kan? Bisakah kamu ke belakang panggung sekarang? Jika ya, ikuti saja plang backstage yang ada tanda warna kuning, kutunggu ya ^^”
            “Hah? Apa ini?” gumam Risa reflex.
            “Ada apa Risa? Ayooo kita makan~ “ lagi-lagi Jiyeon menggunakan jurus aegyonya.
            “Ah, maaf banget nih Jiyeon, aku harus bertemu seorang teman dahulu. Kamu duluan aja..” jawab Risa setengah tidak tega kepada Jiyeon, teman barunya.
            “Oh kalau begitu ku antar saja kamu? Bagaimana?” tawaran Jiyeon ini membuat Risa tambah tidak enak hati. Segera Risa menolak dengan lembut tawaran dari Jiyeon itu.
            “Ah tidak usah, aku bisa sendiri kok.. Kamu pasti lapar sekali, maaf aku tidak bisa menemanimu Jiyeon..” tertera rasa bersalah yang cukup besar pada wajah Risa.
            “Waah.. sepertinya aku mengerti siapa yang ingin kamu temui, pasti ‘teman’ mu ya?” Tanya Jiyeon dengan nada meledek kea rah Risa. Tentu saja seketika wajah Risa memerah, dan ya seperti biasa, Risa salah tingkah.
            “Ah bukan ini bukan seperti apa yang kamu pikirkan” sergah Risa sebisa mungkin dengan gerak geriknya yang semakin salah tingkah.
            “Aku mengerti, aku mengerti Risa. Baiklah kalau begitu kamu harus cepat-cepat menemui ‘teman’ mu itu. Aku duluan ya! Fighting!” masih dengan aegyonya, Jiyeon memberikan semangat kepada Risa yang masih merah pipinya.
            “Ish kamu ini ya, hati-hati di jalan ya Jiyeon!” setelah mengakhiri kalimatnya, Risa bergegas pergi ke belakang panggung seperti apa yang diperintahkan oleh Wooyoung pada pesan singkat tadi.
            Sekelebat pikiran muncul di pikirannya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Mengapa Wooyoung menyuruhnya untuk pergi ke belakang panggung? Bagaimana jika ini hanya tipuan? Lalu apa jadinya jika aku bertemu member 2PM yang lain?
            Tak terasa Risa sudah berada di depan pintu ruangan backstage tersebut. Di lorong banyak sekali kru dan dancer yang sibuk kesana-kemari sambil melirik kearah Risa. Dengan gugup Risa menyapa setiap orang yang melirik ke arahnya.
            “Annyeonghaseyo~” sapa Risa sambil setengah membungkukkan badannya setelah membuka pintu backstage.
            “ Annyeonghaseyo.. Wah sepertinya kita kedatangan tamu special..” celetuk seorang pria dengan mata pandanya, Jun.K. “Nona Risa, kemarilah sudah ada yang menunggumu..” sambung pria itu sambil menahan setengah tawanya sambil menyikut seorang pria lain yang berada di sebelahnya, yaitu Wooyoung. Risa yang melihat adegan ini hanya bisa terdiam, dan seperti biasa, pipinya memerah. Risa menunduk malu.
            “Ah hyung sstt..” Wooyoung yang merasa risih dengan celetukan hyungnya itu langsung menghampiri Risa. Sebelum Wooyoung sampai tepat di samping Risa, datang pria lain yang sangat tinggi menyapa Risa dengan senyum hangat khas dari Thai Prince, ya pria itu adalah Nichkhun.
            “Annyeonghaseyo~ kamu pasti Risa ya?” Tanya Nichkhun dengan senyum hangatnya yang bisa membuat semua perempuan meleleh seketika.
            “Ah iya, saya Risa, Annyeonghaseyo~” Risa gugup dan lagi-lagi ia membungkukkan setengah badannya.
            “Wah, pakai bahasa informal saja dengan kami ya hehe, aku Nichkhun. Terimakasih ya telah menyelamatkan wooyoungie kami kemarin.”
            “O, apa tidak apa-apa..? Ah iya sama-sama, itu hanya kebetulan saja kok hehehe” sebenarnya Risa hampir saja ingin memanggil Nichkhun dengan oppa, namun ia masih gugup dan malu.
            “Tentu saja tidak apa-apa, bukan begitu Wooyoung?” Nichkhun yang tiba-tiba bertanya seperti itu kepada Wooyoung yang ternyata selama ini menguping di belakang Nichkhun menjadi salah tingkah. Dengan gugup ia menjawab “I..iya tentu saja hehe” Wooyoung menggarut lehernya yang tidak gatal sambil tertawa gugup.
            “Hm, sepertinya aku harus pergi. Risa, oppa pergi dulu ya, hati-hati di jalan.  Wooyoungie, jaga Risa baik-baik ya! Annyeong” Nichkhun yang lagi-lagi dengan senyum mematikannya pergi meninggalkan Risa dan Wooyoung. Dan seketika atmosfir di antara mereka berdua menjadi awkward. Wooyoung, yang terlihat dari ekspresi berfikirnya, berusaha memecahkan ke-awkward-an di antara mereka berdua.
            “Aigoo, perutku lapar! Apakah perutmu juga lapar Risa? Kalau begitu ayo kita pergi makan! Kajaaa~” dengan ekspresi muka yang agak awkward  Wooyoung berusaha tidak terlihat gugup. Risa yang sedari tadi bergelut dengan kegugupannya hanya mengangguk dan mengikuti Wooyoung dari belakang tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
***
            “Waah jadi kamu dari Indonesia? Di sini untuk liburan atau?” Tanya Wooyoung dengan rasa keingin tahuan yang cukup tinggi.
            “Aku di sini untuk kuliahku oppa. Jadi sebelum masuk kuliah, aku diberikan waktu 2 sampai 3 bulan untuk beradaptasi di sini.” Risa yang sedari tadi sibuk menghabiskan makanannya sekarang telah merasa kekenyangan.
            “Oh begitu.. beradaptasi ya? Seperti bunglon saja..” celetuk Wooyoung yang sekarang rasa gugupnya telah menguap entah kemana.
            “Ya aku memang bunglon, bunglon yang lucu ang ang~” Risa yang sepertinya juga sudah tidak gugup dan tanpa sadar ia mengeluarkan aegyonya  di depan Wooyoung. Sontak Wooyoung tertawa terbahak-bahak akibat ulah Risa.
            “Hey oppa, kenpa geli banget sih ketawanya? Huh” Risa agak jengkel dengan ulah Wooyoung yang menertawakannya. Namun selayang kemudian ia terpaku pada jam analog hello kittynya yang telah menunjukkan pukul 10 malam.
            “Aigoo, sudah jam 10 malam! Oppa, sepertinya aku harus pulang, sudah terlalu larut malam..” belum selesai Risa mengeluarkan untaian kalimatnya, Wooyoung langsung memotong “Baiklah ayo oppa antar kau pulang.”
            “ah oppa tak usah repot-repot seperti ini, sekarang oppa pasti lelah sekali kan? Akan lebih baik kalau oppa isti…” lagi-lagi Risa tak sempat menyelesaikan kalimatnya, Wooyoung menarik tangannya lalu mereka pergi ke parkiran. “Sudah ayo kuantarkan kau.” Tegas dan singkat. Dan Risa, lagi-lagi, tak dapat berkata apa-apa.
***

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com