Udara pagi
ini dingin, kering, menusuk hidung hingga hampir membuat gadis berambut hitam
ini kesulitan untuk menarik napasnya. Wajar, karena selama ini ia bisaa
bernafas dengan udara tropis yang cenderung lembab di Indonesia. Namun tidak
dengan sekarang. Lagi-lagi ia mencoba menarik napas dalam-dalam hingga membuat
rongga dadanya membesar dan menghembuskannya dengan meninggalkan jejak berupa
gumpalan-gumpalan asap karbon dioksida melalui mulutnya yang agak beku.
“Huah, aku harus mulai terbisaa
dengan cuaca disini. Semangat Risa!” Gumam gadis yang baru 5 hari yang lalu
datang ke Seoul dan tinggal bersama bibinya, orang kedutaan besar Indonesia di
Korea. Lalu ia berjongkok di pinggir jalanan taman yang agak lengang itu. Ia
mulai memainkan butiran-butiran salju yang menganggur itu dengan jari-jarinya
yang sudah mulai mati rasa. “Ayo salju-salju mungil, mencairlah-mencairlah…” ia
mengambil segumpal salju dan menggenggam salju itu erat-erat di kedua
tangannya. Perlahan meneteslah bulir-bulir air dari kedua tangannya. Sifat Risa
yang sudah menginjak 19 tahun memang agak kekanakan jika ia menemukan sesuatu
yang jarang ia temui sebelumnya. Teman-temannya di SMA sering menjulukinya
dengan fordi (4D) yaitu julukan untuk seseorang yang sering asik
sendiri seperti Risa.
BRUKK!!
“Aaakkk” Risa tersungkur di atas
butiran-butiran salju yang sedaritadi ia mainkan. Risa tersungkur bukan karena
ada segumpal salju besar yang jatuh dari langit lalu menimpanya. Lebih dingin
dari itu. Ada seorang pria berpakaian serba hitam dan sangat tertutup, kecuali
mukanya, yang menabrak Risa dari belakang.
“Eh? Mi-mianhae.. jeongmal
mianhae..” ucap pria itu terburu-buru tanpa meliahat ekspresi Risa yang sedang
mlongo didepan pria 178cm itu. Pria itu terlihat sangat terburu-buru dan panic.
Risa berdiri lalu ia membersihkan jaketnya yang basah dan agak berlumpur.
“ah, gwaenchanayo..”
“eh? You’re not Korean right?” Tanya
pria itu sambil membantu Risa membersihkan jaketnya.
“Yes, I’m not. But I can speak in
Korean..hehehe”
(lalu
percakapan selanjutnya mereka menggunakan bahasa Korea)
“oh begitu rupanya.. oh iya maaf
sekali, tapi hmm…bolehkah aku meminjam jaket, dan topimu? Kita tukeran..”
“iya tidak apa-apa, aku ngerti kok,
nih…” lalu Risa membuka jaket dan topi hello kittynya dan memberikannya kepada
pria itu. Dan pria itupun membuka jaketnya dan penutup kepalanya lalu
memberikannya kepada Risa.
“oaah pas sekali.. besar juga
jaketmu. Aku pinjam dulu ya, aku akan mengembalikannya segera. Aku harus pergi.
Sampai jumpa!” Pria itu kembali berlari melanjutkan perjalanannya (?). “Ya,
tenang saja. Hati-hati dijalan!” Risa hanya bisa terdiam ditempatnya sekarang.
Ia bingung sekarang apa yang harus ia lakukan.
“Hah, bagaimana ya? Ah, begini saja.
Lalu… yak ini sepertinya ide bagus..” Risa menyembunyikan rambutnya yang
panjang kedalam jaket lalu memakai penutup kepala pada jaket itu. Lalu ia
berlari, seperti apa yang telah Wooyoung lakukan sebelumnya. Ya, pria yang
menabraknya tadi adalah Jang Woo Young 2PM. Wooyoung sedang terpisah dari
managernya atau teman-temannya lalu para sesaeng fans menemukannya yang
‘tersesat’ lalu mengejar-ngejarnya, itulah simpulan yang Risa ambil. Ia berlari
namun berlawanan dengan arah yang Wooyoung ambil. Sampai para sesaeng fans itu
menemukannya, dan Risa tak bisa berkutik lagi.
“Wooyoung oppa~ akhirnya oppa
berhenti juga, hosh hosh hosh..” teriak salah satu sesaeng fans dari belakang
punggung Risa sambil membungkuk karena mereka semua hampir kehabisan nafas.
“Hey, aku ini bukan oppa kalian.”
Teriakkan Risa ini membuat para sesaeng fans seperti tersambar petir disiang
bolong.
“Eh? Kau perempuan? Kau siapa?”
“Harusnya aku yang bertanya seperti
itu kepada kalian semua.”
No comments:
Post a Comment