Pages

Tuesday, June 24, 2014

Suddenly eps.1 : Pertemuan pertama



Udara pagi ini dingin, kering, menusuk hidung hingga hampir membuat gadis berambut hitam ini kesulitan untuk menarik napasnya. Wajar, karena selama ini ia bisaa bernafas dengan udara tropis yang cenderung lembab di Indonesia. Namun tidak dengan sekarang. Lagi-lagi ia mencoba menarik napas dalam-dalam hingga membuat rongga dadanya membesar dan menghembuskannya dengan meninggalkan jejak berupa gumpalan-gumpalan asap karbon dioksida melalui mulutnya yang agak beku.

            “Huah, aku harus mulai terbisaa dengan cuaca disini. Semangat Risa!” Gumam gadis yang baru 5 hari yang lalu datang ke Seoul dan tinggal bersama bibinya, orang kedutaan besar Indonesia di Korea. Lalu ia berjongkok di pinggir jalanan taman yang agak lengang itu. Ia mulai memainkan butiran-butiran salju yang menganggur itu dengan jari-jarinya yang sudah mulai mati rasa. “Ayo salju-salju mungil, mencairlah-mencairlah…” ia mengambil segumpal salju dan menggenggam salju itu erat-erat di kedua tangannya. Perlahan meneteslah bulir-bulir air dari kedua tangannya. Sifat Risa yang sudah menginjak 19 tahun memang agak kekanakan jika ia menemukan sesuatu yang jarang ia temui sebelumnya. Teman-temannya di SMA sering menjulukinya dengan fordi (4D)  yaitu julukan untuk seseorang yang sering asik sendiri seperti Risa.
            BRUKK!!
            “Aaakkk” Risa tersungkur di atas butiran-butiran salju yang sedaritadi ia mainkan. Risa tersungkur bukan karena ada segumpal salju besar yang jatuh dari langit lalu menimpanya. Lebih dingin dari itu. Ada seorang pria berpakaian serba hitam dan sangat tertutup, kecuali mukanya, yang menabrak Risa dari belakang.
            “Eh? Mi-mianhae.. jeongmal mianhae..” ucap pria itu terburu-buru tanpa meliahat ekspresi Risa yang sedang mlongo didepan pria 178cm itu. Pria itu terlihat sangat terburu-buru dan panic. Risa berdiri lalu ia membersihkan jaketnya yang basah dan agak berlumpur.
            “ah, gwaenchanayo..”           
            “eh? You’re not Korean right?” Tanya pria itu sambil membantu Risa membersihkan jaketnya.
            “Yes, I’m not. But I can speak in Korean..hehehe”
(lalu percakapan selanjutnya mereka menggunakan bahasa Korea)
            “oh begitu rupanya.. oh iya maaf sekali, tapi hmm…bolehkah aku meminjam jaket, dan topimu? Kita tukeran..”
            “iya tidak apa-apa, aku ngerti kok, nih…” lalu Risa membuka jaket dan topi hello kittynya dan memberikannya kepada pria itu. Dan pria itupun membuka jaketnya dan penutup kepalanya lalu memberikannya kepada Risa.
            “oaah pas sekali.. besar juga jaketmu. Aku pinjam dulu ya, aku akan mengembalikannya segera. Aku harus pergi. Sampai jumpa!” Pria itu kembali berlari melanjutkan perjalanannya (?). “Ya, tenang saja. Hati-hati dijalan!” Risa hanya bisa terdiam ditempatnya sekarang. Ia bingung sekarang apa yang harus ia lakukan.
            “Hah, bagaimana ya? Ah, begini saja. Lalu… yak ini sepertinya ide bagus..” Risa menyembunyikan rambutnya yang panjang kedalam jaket lalu memakai penutup kepala pada jaket itu. Lalu ia berlari, seperti apa yang telah Wooyoung lakukan sebelumnya. Ya, pria yang menabraknya tadi adalah Jang Woo Young 2PM. Wooyoung sedang terpisah dari managernya atau teman-temannya lalu para sesaeng fans menemukannya yang ‘tersesat’ lalu mengejar-ngejarnya, itulah simpulan yang Risa ambil. Ia berlari namun berlawanan dengan arah yang Wooyoung ambil. Sampai para sesaeng fans itu menemukannya, dan Risa tak bisa berkutik lagi.
            “Wooyoung oppa~ akhirnya oppa berhenti juga, hosh hosh hosh..” teriak salah satu sesaeng fans dari belakang punggung Risa sambil membungkuk karena mereka semua hampir kehabisan nafas.
            “Hey, aku ini bukan oppa kalian.” Teriakkan Risa ini membuat para sesaeng fans seperti tersambar petir disiang bolong.
            “Eh? Kau perempuan? Kau siapa?”
            “Harusnya aku yang bertanya seperti itu kepada kalian semua.”

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com