Pages

Tuesday, June 24, 2014

Suddenly eps.5 : Perpisahan yang Tertunda



Atmosfir di dalam mobil sedan berwarna hitam mengkilap itu, entah mengapa, kembali menjadi awkward.  Terukir di kedua wajah mereka bahwa masing-masing dari mereka sibuk bergulat dengan sekelebat pikiran yang kemudian berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan. Dan pada saat yang bersamaan, Risa dan Wooyoung memecah keheningan dengan memanggil nama satu sama lain.

            “Ya ada apa Risa?” Wooyoung mengalah, dan mengurungkan melanjutkan kalimatnya.
            “Itu… Oppa ingin mengatakan apa tadi?” Risa berusaha mengalihkan pertanyaannya yang sebenarnya.
            “Sudah, kamu duluan saja..” Wooyoung masih mengalah.
            “Baiklah, itu… sebenarnya…” Risa masih ragu apakah ia harus menyatakan hal ini atau tidak.
            “Sebenarnya apa? Oh mungkinkah itu kamu..” Wooyoung sudah mulai menebak-nebak apa yang ingin Risa katakana. Dengan cekatan Risa mengeluarkan sebuah long coat berwarna hitam.
            “I-ini. Ini jaketmu yang kemarin oppa.” Dengan keragu-raguannya Risa menyerahkan jaket Wooyoung yang kemarin ia pakai pada ‘insiden’ itu.
            “Oh iya jaketku! Terimakasih banyak ya Risa~ aku hampir saja lupa kalau jaketku masih ada di kamu hahaha” reaksi Wooyoung membuat Risa merasa lega.
            “Hehe sama-sama ya oppa! Nah sekarang giliran oppa~”
            “Ha? Giliranku? Untuk apa?” Tanya Wooyoung pura-pura tidak tahu.
           “Tadikan oppa ingin mengatakan sesuatu juga~ Ayolah~” desak Risa yang membuat Wooyoung gugup.
            “Oh itu.. aku ingin bertanya padamu. Kau tahu, peraturan agensiku itu..” Bingo! Ternyata apa yang dipikirkan Wooyoung sama dengan apa yang Risa pikirkan. Risa sudah mencoba mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal ini, tentang privasi Wooyoung yang sudah terlalu banyak Risa ketahui dan tentang kejadian yang terjadi diantara mereka berdua sekarang, kepada Wooyoung. Namun tanpa diduga Wooyoung juga memikirkan hal yang sama. Kalimat Wooyoung menggantung. Suasana malam yang hening seolah ikut mendramatisir kalimat dari Wooyoung.
            “Oh soal itu… Aku mengerti kok oppa. Sangat mengerti..” Risa berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sangat sedih karena bukan tidak mungkin Wooyoung meminta Risa untuk menghapus nomor handphonenya dan meminta Risa seolah tak ada sesuatu yang terjadi di antara mereka dan kembali menjadi orang-yang-saling-tak-mengenali,  dengan menoleh kearah jendela. Buliran hangat mulai mengalir di pipi Risa yang tembam. Ia berusaha menahan buliran-buliran itu agar tidak terjatuh. Namun semakin ia bergulat dengan pikirannya yang di lain sisi ia berfikir untuk tidak egois, semakin deras buliran-buliran hangat itu mengalir di pipinya. Agar ia tidak ketahuan sedang menangis, ia mengeluarkan maskernya lalu memakainya.
            “Risa kamu mengapa memakai masker? Apakah kamu sakit?” Wooyoung yang menyadari gerak-gerik Risa yang aneh meminggirkan sedannya sejenak.
            “Ah aku merasa aku sepertinya flu. Aku tidak ingin kamu tertular oppa. Loh? Mengapa kita berhenti oppa? Apakah kau ingin makan lagi?”  Risa berpura-pura bingung.
            Wooyoung menolehkan kepalanya kearah Risa. Sontak Risa memalingkan wajahnya dari Wooyoung dan berpura-pura bersin.
            “Hatchiii!! Huah flunya sangat cepat..” Risa gugup, suasana seperti ini membuat buliran hangat kembali mengalir di pipi Risa.
            Wooyoung menghela napasnya dalam-dalam. Nampaknya ia menyadari apa yang sebenarnya terjadi dengan Risa. “Risa, aku masih belum menyelesaikan kalimatku kan?”
            “O..iya belum..” Risa menjawab dengan lemas.
            “Jadi yang ingin ku tanyakan padamu itu.. aku… bisa mempercayaimu kan?”
            Kalimat terakhir dari Wooyoung membuat Risa terkejut dan reflex menengok kearah Wooyoung tanpa memedulikan matanya yang sekarang sudah sembab. Wooyoung juga menolehkan kepalanya kearah Risa sambil tersenyum. Senyum yang sangat tulus dari seorang Idol terkenal kepada seorang fans yang hanya orang biasa. Seketika pula terkembanglah senyuman di bibir Risa yang masih tertutupi oleh masker yang ia pakai. Senyum yang menghilangkan segumpal rasa cemas di pikiran mereka.
            “Terimakasih oppa, terimakasih..” gumam Risa di dalam hatinya.
            Sejurus kemudian, Wooyoung kembali menyalakan mesin sedannya dan kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengantar Risa pulang.
***

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com